Minggu, 24 Februari 2008

Wanita Shalihah oleh : K.H. Abdullah Gymnastiar Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. MULIALAH wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim). Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran. Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah). Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya. Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri. Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia "polos" tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya. Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak. Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal. Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi. Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, "Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya." Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita. Wallahua'lam.*** ---------------Sumber: MQ Media On Line - Kolom AaGym - Taushiah
Suara Penyiksaan Alam Kubur Penemuan suara penyiksaan alam kubur ini ditemukan oleh seorang peneliti dari Soviet bernama Dr. Azzacove (seorang komunis), berikut ini adalah penuturan ceritanya : "Penemuan terakhir ini adalah penemuan yang sangat mengejutkan pendengaran kami, dengan penemuan ini banyak dari peneliti kami yang berhenti dari pekerjaan ini karena ketakutan. Pada awalnya kami hanya hendak mendengarkan pergerakan bumi dengan interval tertentu dan mendengarkan Super Sensitive Microphone yang masuk ke dalam bilik-bilik atau lubang-lubang bumi dan reruntuhan galian. Pada awalnya kami menyangka apa yang kami dapat itu adalah gesekan dari alat-alat kami pada dinding-dinding perut bumi, tetapi suara ini menghancurkan seluruh logika kami. Setelah beberapa penyesuaian kami berkasimpulan bahwa suara ini berasal dari interior bumi, jadi seakan-akan di dalam perut bumi ini ada ruang lain yang berbeda dari tempat yang kami gali, dan dari ruangan tersebutlah kami tidak mempercayai apa yang kami dengar. Kami mendengar dari ruang bumi yang lain itu ada suara manusia berteriak keras dalam kesakitan. Walaupun satu suara didengar, kami dapat mendengar ribuan bahkan jutaan latar belakang suara manusia yang sedang dalam kesakitan akibat penyiksaan. Setelah penemuan yang sangat mencenangkan ini, setengah dari peneliti kami berhenti karene takut. Yang sangat mengejutkan lagi, bagi orang Soviet itu adalah setelah suara tersebut direkam, pada malam yang sama, keluarlah semacam gas atau kabut yang terang dari lokasi penggalian gas. Gas atau kabut tersebut keluar dengan membentuk pilar-pilar dan tulisan yang membentuk seperti sayap kelelawar (seperti lafadz ALLAH, wallahu a'lam), lalu menampakkan dengan sendirinya dengan bahasa Rusia yang artinya AKU TELAH MENAKLUKKAN atau AKU TELAH MENUNDUKKAN. Tulisan itu terlihat di awan Siberia yang gelap. Kejadian itu sangat tidak masuk akal orang-orang Soviet, karena sedang akan diteror beberapa saat setelah itu datanglah ambulance ke kumpulan orang-orang tersebut dan memberikan obat yang dapat menghilangkan memori dengan singkat. Sebagai perawatan kepada korban yang melihat keajaiban itu (ini mungkin agar kejadian ini tetap dirahasiakan). Nah, sebagai komunis, Saya tidak percaya adanya surga dan Injil, tetapi sebagai Ilmuwan sekarang Saya percaya adanya NERAKA. Sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata, apa yang Kami temukan, apa yang Kami lihat dan apa yang Kami dengar. Dan sekarang kami yakin bahwa kami menggali dekat, dekat sekali dengan PINTU NERAKA.". Lalu Dr. Azzacove melanjutkan, "mesin penggali tiba-tiba berputar dengan sangat cepat ketika Kami mencapai salah satu kulit bumi, tempereturnya menunjukkan hingga 2000 derajat Fahrenhait, lalu kami mendekatkan microphone itu disana untuk mendengarkan pergerakan bumi, tetapi, yang terdengar adalah suara manusia, bahkan teriakan manusia dalam kesakitan. Pertama kami mengira suara itu adalah suara mesin. Tetapi setelah melakukan kajian ulang atas suara itu, suara yang terdengar adalah suara manusia bukan hanya satu orang, mungkin jutaan manusia yang sedang dalam siksaan dan kesakitan. Apakah Anda tahu kenapa Jacques Costeau, seorang penjelajah dalam air berhenti beberapa saat sebelum dia mati. Dia berhenti karena dia juga pernah mendengar suara jeritan manusia di dalam air ketika ia sedang menjelajah di dalam air. Dan dalam kesempatan lain juga salah satu anak buahnya menemukan hal yang sama ketika ia sedang melakukan penjelajahan di sekitar SEGITIGA BERMUDA. Setelah ia sembuh dari shock yang sangat berat, kemudian ia menceritakan bahwa ia mendengar jeritan manusia yang banyak yang sedang disiksa di dalam perut bumi. Untuk mendengarkan suara hasil penemuan tersebut lengkap dengan penjelasan ayat quran dan haditsnya silahkan download file MP3nya disini. Filenya berukuran 12 MB. Dalam file ini juga ada ceramahnya terlebih dahulu yang menerangkan tentang Hakikat Ruh. Anda boleh percaya atau tidak, tetapi terlepas dari benar atau tidaknya suara tersebut, kita semua harus meyakini bahwa Alam Kubur dan Siksa Kubur itu ada, yang jadi pertanyaan sekarang adalah sudah siapkah kita untuk menghadapi alam Kubur ? Semoga bermanfaat. wallahu a'lam."HANYA ALLOH YANG MENGETAHUI ITU SEMUA"
Dan Kita Mengembara Menuju Rumah-NYA Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh.Sungguh Tuhanku benar-benar Maha Pengampun dan lagi Maha Penyayang (QS. Huud 11:41)Dan luka selalu menyimpan sesuatu yang menyesakkan jiwa. Raida, ibu muda beranak satu, mengeluhkan ihwal itu di suatu sore.“Wah, saya jadi ngeri naik kapal dan pesawat. Bahkan naik bus sekalipun. Saya jadi trauma. Apalagi melihat kecelakaan pesawat dan kapal laut yang banyak memakan korban, saya tambah malas untuk bepergian. Kalau bisa saya tidak ingin kemana-mana. Saya sudah pusing, saya mau di rumah saja.”“Kenapa bisa begitu bu?”“Saya pernah mengalami kecelakaan bis yang cukup serius. Alhamdulillah, hampir semua penumpang selamat. Hanya dua orang yang meninggal. Tapi saya dan penumpang lainnya rata-rata terluka. Waktu itu, saya sendiri mengalami cedera dan patah tulang agak serius. Yang membuat saya trauma; teriakan histeris para penumpang, detik-detik menakutkan sebelum terjadi tabrakan…ihh… mengerikan.”Kisah Bu Raida pun berhenti di kata ‘mengerikan’ itu. Sejenak saya terhenyak. Tercenung, merenung: Bagaimana dengan mereka yang selamat dari Adam Air? Bagaimana dengan mereka yang lolos dari KM Levina? Adakah kata ‘mengerikan’ terasa cukup mewakili luka itu, rasa maut di ujung tanduk itu?Inilah sebuah kondisi ketika luka meninggalkan ceruk-ceruk gulita di benak mereka yang lolos dari pelbagai musibah itu; luka yang belum sembuh selepas tragedi tragis itu, luka yang terus menyesakkan jiwa. Dan kita biasa menyebutnya itulah trauma! Dan Bu Raida, hanyalah secuil kisah pedih mengenainya. Namun, bagaimanakah bila di setiap orang yang trauma memiliki kesimpulan yang serupa Bu Raida; menjadi malas untuk bergerak, bepergian dan melakukan perjalanan?Nah, bila maut yang menjadi sumber kecemasan. Bu Raida dan orang yang senasib dengannya, maka bukankah maut tidak pernah memilih ruang dan waktu? Kapanpun, dimanapun ia bebas memilih. Tapi, jika maut bukan pangkal soalnya, melainkan perkara bagaimana maut menjemput Bu Raida, atau ihwal ketakutan-ketakutan yang membayangi Bu Raida selama berada dalam perjalanan, saya jadi teringat peribahasa Cina yang berbunyi, “Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pertama.”Kenapa? Sebab, langkah pertamalah yang menentukan keberlanjutan kisah perjalanan kita. Ia, pada hakikatnya, serupaniat. Bisa juga kita sebut visi. Atau apalah namanya yang membuat kita untuk memutuskan untuk mengadakan perjalanan entah kemana. Yang jelas, di titik inilah, sebetulnya, kita menghimpun tujuan dan harapan. Bolehlah ia kita sebut sebagai starting point penentu keberhasilan perjalanan kita.Lalu, bagaimanakah langkah pertama perjalanan kita seharusnya dimulai?Di sinilah, saya teringat doa yang pernah dibaca Nabi Nuh as. Di atas. Semoga saja anda, terutama mereka yang pernah mengenyam dunia pesantren, masih mengingat kisah terbitnya doa tersebut. Kendati demikia, bila memori anda telah berkarat, seperti saya, mari kita ingat kembali potongan kisah itu:Syahdan, ketika mayoritas penduduk negeri Armenia membantah seruan kebajikan Nuh as., sebuah titah Allah –melalui malaikat jibril- turun menyapanya: “wahai Nuh, tanamlah benih pohon dari surga ini.” Nuh –yang selama ini telah 950 tahun berdakwah di hadapan mereka- bersegera menanamnya. Dalam beberapa tahun, pohon itupun tumbuh dan berkembang menjulang begitu tinggi. Ajaibnya, sejak pohon itu dibenamkan ke bumi hingga tumbuh besar; tak ada satupun bayi yang lahir. Setelah itu, jibril kembali menghampiri Nuh untuk menyampaikan wahyu Allah bahwa pohon itu harus segera ditebang dan dibuat bahtera.Kontan saja, perintah Allah yang satu ini menjadi bahan cemoohan penduduk Armenia yang kafir. Pasalnya negeri dimana mereka tinggal adalah dataran tandus. Musim penghujan pun belum datang. Untuk apa bahtera besar yang tengah digarap Nuh dan pengikutnya itu? Dan Allah memang punya rencana. Dia, Pemilik Sang Maha, tiba-tiba mengirim risalah wahyu untuk sang nabi, “Wahai Nuh, segeralah berkemas! Himpunlah orang-orang yang beriman yang menjadi pengikutmu! Jangan lupa hewan-hewan jantan dan betina!”Wahyu itu menyebar begitu cepat. Semua yang beriman sibuk. Semua berkemas. Semua bergegas. Dan, ketika bahtera itu memuat Nuh dan pengikutnya dan hewan-hewannya, dan barang-barangnya, tiba-tiba langit berubah kelam. Awan tebal memanyungi bumi. Dan hujan dahsyat pun turun menggenangi tempat mereka berpijak. Bukan hanya hujan, segenap mata air pun memancar. Tak ayal air bah pun melanda negeri, menyapu desa, melahap kota. Saat itulah, perahu yang dibuat Nuh dan pengikutnya mulai bergerak. Pada momen inilah, Nuh berkata: “Bismillahi majraahaa wa mursahaa inna rabbi laghafuur rahiim.”Di mata alim Thabathaba’i, lafal Basmallah yang dibaca Nuh adalah sebuah asa agar senarai kebajikan dan keberkahan senantiasa menyertai perjalanan bahtera mereka, terhitung sejak mereka bertolak dan berlabuh.Yah, pada akhirnya langkah pertama pengembaraan kita itu memang Basmalah sebagaimana yang dicontohkan Nuh. Pada kata inilah, ketika kita mulai menjejakkan langkah kali pertama di atas satu kendaraan, kita seharusnya dapat membebaskan diri dari kelebat risau, cekam, dan trauma yang nyeri, ia menjadi tempat untuk merenung kembali niat perjalanan kita; apakah untuk tujuan yang baik atau malah sebaliknya?Kata inipun seyogyanya menjadi suluh bagi relung batin kita agar gelisah dan gundah yang kita khawatirkan itu menghilang selama kita menempuh perjalanan. Bayangkanlah, ketika doa Nuh ini kita panjatkan, kita tengah bepergian bersama Allah, kita tengah mempersilahkan segenap pasrah pada Sang Kholik yang meulurh di jiwa kita. Dan bila kemungkinan terburuk itu terjadi, saya yakin Allah Maha baik untuk memberi ganjaran kepada hamba-Nya yang kerap mendzikir namaNya di setiap detik hidupnya.Dalam pada itu, tak salah bila Thabathaba’i selanjutnya menegaskan, “Mengaitkan satu pekerjaan atau persoalan dengan nama Allah swt, merupakan cara untuk memeliharanya dari kehancuran, kebinasaan, kerusakan, kesesatan, dan kerugian. Kenapa? Karena Allah swt adalah Yang Maha Tinggi dan Maha Kuat yang tak bisa disentuh oleh kebinasaan, kefanaan, dan kelemahan, sehingga apa yang berkaitan dengan-Nya tidak akan tersentuh oleh keburukan.”Bagi saya pribadi, terlepas dari doa Nuh yang kita baca, yang layak kita cermati juga adalah perjalanan kita sendiri. Ini bukan lagi perkara kendaraan apa yang kita gunakan selama bepergian, tapi soal bagaimanakah sebetulnya kita memknai setiap perjalanan itu sendiri?Setiap Kita Adalah Seorang MusafirDan hidup adalah sebuah perjalanan, sebuah pengembaraan. Kita, pada hakikatnya, bukan seorang pemukim, yang menetap dan bercita-cita tidak ingin berhijrah serta melanglang kemana-mana. Kita selayaknya menjadi sang pengelana, seorang pejalan yang terus menerus berstatus musafir.Bukankah Nabi Muhammad saw suatu kali pernah mengabarkan perkara ini? Sabdanya. “Hiduplah engkau di dunia seperti orang asing atau seperti seorang musafir.”Dalam pada itu, ihwal hadis ini para ulama menafsirkannya seperti ini “janganlah engkau condong kepada dunia, janganlah engkau menjadikannya sebagai tempat tinggal abadi; janganlah terbetik dalam hatimu untuk tinggal lama padanya; dan janganlah engkau terikat dengannya kecuali sebagaimana terikatnya orang asing di negeri perantauannya, sebab orang asing sejatinya tidak akan terikat di negeri kelananya kecuali sedikit sekali dari sesuatu yang dia butuhkan.”Sebagai mukmin, bila merujuk wasiat Nabi dia tas, setiap kita adalah seorang musafir, seorang yang melakukan perjalanan demi menunaikan tugas suci Sang Tuan, Allah Azza wa jalla. Karena itu siapakah diantara kita yang berhasil menjadi hamba yang paling bagus mengemban amanah-Nya? (Ya Allah, semoga kami, hamba-hamba-Mu yang dhoif termasuk musafir yang berhasil).Pesan rasulullah inilah yang kian meyakinkan saya bahwa di setiap safar (perjalanan) kita, kemanapun kita pergi, kendaraan apapun yang kita gunakan adalah ruang menguji jiwa kita. Di setiap rangkaian safar, kita kerap kali menjumpai beragam lapis masyarakat; pelbagai suasana hati yang tak menentu; pikiran-pikiran yang kadang lurus, kadang juga berkelok-kelok.Pada rupa-rupa pengalaman itulah, kita menyerap makna dan sejumlah hikmah. Kita menyimpan segenap suka dan duka sebagai bekal kenangan ketika pulang ke rumah-Nya, sebagai modal cerita ketika tetitah di rumah-Nya, sebagai pertanggungjawaban yang akan dituntut Sang Pemilik Rumah, Allah Azza wa jalla. Maka Sang rahman pun berkata, “Inna ilaina iyabahum, tsumma ina’alaina hisabahum, Kepada Kami-lah mereka kembali, kewajiban Kami-lah untuk memeriksa mereka semua,” (QS. Al-Ghaasyiyah: 25-26). Wajar bila Imam Ghozali dalam Kimiya yi sa’adat (Alchemy of Happiness) menuturkan bahwa: “Kunci untuk memahami diri adalah hati-bukan hati secara fisik melainkan hati yang diberikan Tuhan kepada kita, yang datang ke dunia sebagai pengelana mengunjungi negeri asing dan segera kembali ke negeri asalnya.” Akhir kalam, saya kira, Bu Raida dan teman-teman senasib dengannya atau kita sendiri memang perlu menghidmati bahwa-meski tidak berniat mengadakan perjalanan kemana-mana (atau memilih berdiam di suatu tempat) lantaran trauma atu hal lainnya- sejatinya, kita pun tengah bersafar; kita tengah di negeri rantau. Dengan sikap inilah, doa Nuh yang kita lafalkan akan terasa menjadi safar yang terindah, safar yang juga bernilai ibadah. firlianaputri (at) yahoo dot com
Istriku, Maafkan Suamimu Dikutip dari Artikel Buletin An-Nur (Al Sofwah) Permintaan maaf adalah kata yang selayaknya sering diucapkan untuk melanggengkan hubungan suami isteri, sehingga bahtera rumah tangga berhasil mencapai tujuan. "Duhai sayang, maafkan saya"... "Aku tiada bermaksud demikian"... "Aku telah salah dalam memberikan hakmu" ... adalah ungkapan-ungkapan yang sering kita gunakan tetapi memiliki satu makna, yaitu meminta maaf yang merupakan terminal yang pasti akan kita lalui dalam melanggengkan kehidupan suami istri dari keruntuhan dan kehancuran. Sesungguhnya suami isteri secara bersama, masing-masing memiliki saham dalam keberhasilan dan kebahagiaan keluarganya, lalu kenapa salah seorang di antara mereka berdua memunculkan kalimat "kebencian" pada saat muncul masalah!!! Andai salah seorang dari mereka berdua berbuat salah, lalu ia meminta maaf kepada pasangannya, apakah hal ini akan menghinakan dirinya? Jika seperti itu sikap suami isteri, tentulah kehidupan mereka akan mengalami satu dari dua hal: mungkin akan langgeng rumah tangganya tetapi kurang harmonis dan banyak perselisihan, dan mungkin juga akan berujung kepada hancurnya kehidupan suami isteri, cerai. Kehidupan suami isteri itu ibarat sebuah kapal yang sedang berlayar, padanya ada nahkoda dan awak kapal. Semua yang ada di dalam kapal itu bahu-membahu berusaha menyelamat kan kapal yang mereka tumpangi pada saat saat kapal ditimpa badai agar semuanya selamat dan sampai ke "pulau idaman". Demikian juga halnya suami, Allah menjadikannya sebagai pemimpin bahtera rumah tangga, pelindung, dan pengayom bagi keluarga, bertanggung jawab atas kehidupan mereka. Kepemimpinan yang diembannya itu adalah tugas,bukan intimidasi atas kesewenang-wenangan. Maka suami yang baik adalah orang yang memahami kebutuhan dan perasaan isterinya, dan menjadikan tampuk kepemimpinannya penuh dengan kasih sayang, kesejukan dan kedewasaan, tidak mudah emosi, namun tetap tegas pada saat harus bersikap tegas !!! Akan tetapi, sebagian suami yang meremehkan tugas ini memahami, bahwa meminta maaf kepada istri akan menghinakan dirinya sebagai laki-laki, bahkan ia berpendirian bahwa kemuliaannya tidak membolehkan dirinya untuk mengucapkan kalimat "Istriku, maafkan aku, aku salah" kepada isteri-nya, bagaimanapun keadaannya. !!! Maka, keegoannya terus ia pertahankan dan istri selalu diposisikan "bersalah", ia tidak pernah meminta maaf kepadanya, yang kemudian menyeretnya kepada kehancuran rumah tangga dan kalimat "cerai" pun tak terhindarkan, padahal sangat mungkin rumah tangga itu bisa dilanggengkan dengan ucapan "maafkan suamimu, sayang". KETIKA "RASA GENGSI" IKUT CAMPUR Seorang istri pernah menceritakan tentang pengalamannya: Dahulu, kehidupanku bersama suamiku demikian bahagia. Akan tetapi itu semua berubah ketika terjadi beberapa percekcokan tentang urusan rumah. Waktu itu aku tinggal bersama di rumah mertuaku, maka aku memutuskan untuk pindah dan keluar dari rumah mertuaku, walaupun sendirian. Suamiku menolak rencanaku dan menjelaskan, bahwa ia suatu hari nanti akan bisa memiliki rumah sendiri. Dan terkadang suamiku memberi alasan tidak bisa meninggalkan ibunya, dan lain-lain, sampai suatu hari, terjadilah perselisihan antara aku dengan suamiku. Aku memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah mertuaku dan kembali ke rumah orang tuaku, dan aku katakan, jangan menjenguk atau menjemputku sebelum engkau memiliki rumah sendiri. Maka, aku dan suamiku pun sama-sama bersikukuh dengan pendirian masing-masing. Dan sungguh aku pun akhirnya menyesali perbuatanku. Akan tetapi aku ingin mengetahui sejauh mana kedudukanku di sisi suamiku. Ternyata, suamiku bersikukuh tidak mau memaafkanku dan tidak berusaha meredakan suasana. Ia mengatakan, "Bertobatlah kepada Allah, dan kembalilah ke rumah ini, jika kamu tidak mau tobat, maka cukup bagiku untuk menceraikanmu." Demikianlah kepribadian kebanyakan suami, dan sangat sedikit yang bersikap dewasa. Bahkan di antara mereka ada yang sampai tidak mau mengasihi dan menyayangi isterinya, walaupun hanya dengan satu kata yang dicintai isterinya apalagi sampai mau memaafkan isterinya tersebut. Seorang istri lagi menuturkan: Para suami kita, sangat disayangkan sekali, mereka sangat mudah mengungkapkan kata-katanya kepada kita, kecuali "ungkapan maaf", bagaimana pun keadaannya. Suamiku sangat temperamental, tabiatnya keras dalam mempergauliku. Ia selalu mengucapkan ungkapan-ungkapan kasar kepadaku, bahkan ia pun pernah memukulku. Dan aku tetap bersabar sekalipun aku dalam posisi yang benar. Tetapi suamiku tidak mau mengubah pendiriannya sampai akhirnya aku yang meminta maaf kepadanya, baik yang salah adalah aku ataupun sebaliknya. Dengan berlalunya waktu sekian tahun, sikap suamiku kepadaku bertambah jelek, hingga memupus kesabaranku. Setelah terjadi perselisihan antara aku dan suamiku, aku memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuaku. Aku menunggu, semoga suamiku mau datang dan meminta maaf atas perilakunya selama ini atau barangkali ia mau menelponku. Akan tetapi ia tidak melakukan itu semua, sampai aku mendengar tentang dirinya, ia merasa selama ini bersalah, kini menyesal atas perbuatannya yang telah menzhalimi aku. Akan tetapi, ia tidak mau meminta maaf kepadaku, karena keegoisan dan kegengsiannya serta merasa menjadi hina dengan hal itu. Hingga terjadilah cerai atas permintaanku. Adapun kisah Abu Khalid, ia mengatakan, "Habis sudah kehidupan ku bersama isteriku, padahal aku mencintainya, akan tetapi dengan sebab ketidakharmonisan, dan aku enggan meminta maaf kepadanya, hingga akhirnya aku menerlantarkan anak-anakku hidup tanpa ibu." Masalahnya adalah, bahwa isteriku adalah karyawati. Maka, aku katakan padanya berkali-kali untuk meninggal kan pekerjaannya dan berkonsentrasi mengurus anak-anak. Akan tetapi isteriku menolak membicarakan masalah itu. Dan ketika aku larang dia berangkat ke kantor, terjadilah perselisihan antara aku dengan dia. Dan aku terpeleset salah dalam berkata, aku mengatainya agak lama, maka ia pun pergi pulang ke rumah orang tuanya. Maka, ia pun mengingatkan agar aku meminta maaf dan mengetahui kesalahanku ketika mengatai dirinya. Akan tetapi aku menjadi sombong dan aku pun menceraikannya hanya untuk mempertahankan harga diriku sebagai laki-laki. Kini aku benar-benar menyesal dengan penuh penyesalan. TERAPI JIWA ADALAH SOLUSINYA Dr. Najwa Ibrahim, seorang Guru besar Psikologi menjelaskan, bahwa pendidikan dan latar belakang hidup seseorang bisa berdampak sangat penting dalam cepatnya dia meminta maaf atau tidak. Beliau berkata, di antara sebab-sebabnya adalah sebagai berikut: Metode pendidikan yang telah memberi pengaruh kepadanya sehingga dia begitu sulit meminta maaf atau mengungkapkan kata "maaf" . Diantara metode ini adalah metode yang ditanamkan kepada kita ketika kecil dalam meminta maaf, baik suka atau tidak. Meminta maaf dikaitkan dengan emosi dan dari pihak yang kalah. Pandangan atau keyakinan yang tidak rasional yang tertanam didalam fikiran kita dan begitu besar dampaknya adalah "bahwa laki-laki tidak boleh meminta maaf kepada perempuan"; Anggapan, orang yang meminta maaf itu lemah kepribadiannya. Maka, sudah semestinya seorang suami atau isteri merasa, bahwa ketika perilakunya menimbulkan kemarahan atau melukai perasaan pasangannya, ungkapan "maaf" lah yang bisa menghilangkan "ketersinggungan hati dan mencairkan ketegangan". Meminta maaf pada saat yang tepat juga bisa menghilangkan banyak hal yang bisa merusak hubungan suami isteri, andai tidak segera dieliminir. MEMINTA MAAF ADALAH SIFAT JANTAN Dr. Muhammad Musthafa, Guru Besar psikologi dan sosiologi Univ. Malik Su'ud, mengatakan bahwa meminta maaf adalah merupakan wujud sifat jantan dari seorang suami atau siapapun yang berbuat salah. Meminta maaf bukan sifat yang dimiliki oleh orang yang lemah, sebagaimana persangkaan sebagian orang, di mana mereka mengatakan: Semua orang pernah berbuat salah, namun sedikit orang yang jantan meminta maaf dari kesalahannya kepada orang lain. Apalagi jika yang dimintai maaf itu adalah isterinya. Sebab, setiap suami berbeda-beda cara dan tabiatnya. Sebagian meminta maaf dengan cara tidak langsung akan tetapi mencapai tujuan dan sebagian menghindar dari masalah yang ia alami karena demi masa depan dan kejiwaan anak-anaknya yang akan hancur bila mereka berpisah. Ada sebahagian suami yang berlebih-lebihan, ia menolak meminta maaf karena gengsi dan egois, padahal para pakar psikososial menyatakan bahwa meminta maaf bukanlah hal yang jelek. Maka, meminta maaf adalah sesuatu yang mesti dilakukan, dan bagi orang yang bersalah lebih ditekankan lagi. Apabila seseorang berbuat salah, maka tidak ada yang layak baginya selain meminta maaf. Orang yang bersikukuh menolak meminta maaf kepada pasangannya dengan alasan akan mengurangi kehormatannya, maka orang yang demikian terkena penyakit jiwa. Sebab, diantara sifat kemuliaan adalah meminta maaf ketika berbuat salah kepada orang lain. ADA APA DENGAN SIFAT LAKI-LAKI Sifat kejantanan mengarahkan seseorang untuk meminta maaf jika berbuat salah kepada isterinya atau kepada orang lain. Sebab jantan berarti jujur dan luhurnya budi pekerti. Di saat seorang suami meminta maaf, maka ia tidak jatuh di mata isterinya atau akan jatuh harga dirinya sebagaimana gambaran sebagian suami. Bahkan itu akan mengangkat kedudukannya di mata isterinya; sebab itu akan menjadi pelajaran dalam amanah dan keluhuran budi dan kehormatan itu sendiri. Maka, meminta maaf bukan merupakan kelemahan, bahkan kelemahan itu sendiri adalah seseorang menyembunyikan kesalahannya dan berlindung dibalik kesombongan dan bersikukuh dengannya. Dan banyak problem suami isteri diawali dengan adanya kesombongan sang suami dan enggan untuk meminta maaf kepada isterinya ketika ia mema-rahi sang isteri. Maka, sudah semestinya para suami ingat, bahwa dengan ia meminta maaf atas kesalahan kepada isterinya, akan bisa mengembalikan "air" ke dalam alirannya, mengembalikan perasaan romatis, merekahnya kecintaan di antara kalian berdua, walaupun sifat kelaki-lakianmu merasa enggan untuk itu. Mintalah maaf kepada istrimu atas kesalahan dan kelalaianmu, wahai para suami! Walau tidak kau sampaikan secara langsung. Sebab dengan itu rumah tangga akan menjadi damai, sejahtera dan harmonis. Semoga! Sumber: Majalah ad Dakwah, dengan beberapa pengurangan sub bab dan kalimat. (Abu Muhammad)
IBU..., CERITAKAN AKU TENTANG IKHWAN SEJATI... dari Indrianti Seorang remaja pria bertanya pada ibunya: Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati... Sang Ibu tersenyum dan menjawab... Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.... Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran..... Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ... Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah... Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan... Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu... Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya... Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan... Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca... ....setelah itu, ia kembali bertanya... " Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?" Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajari tenteng dia..." ia pun mengambil buku itu "MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu
Biarlah Ku Kembalikan Cinta ini Pada-NYA Oleh : Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan "Di Sini Kita pernah bertemu, mencari warna seindah pelangi, ketika kau mengulurkan tanganmu, membawaku ke daerah yang baru, hidupku kini ceria...." ( Untukmu Teman-Brothers) Matanya berkaca-kaca ketika laki-laki itu selesai membaca dan merenungi isi mushaf di tangannya shubuh itu. Dulu sekali laki-laki itu telah pernah berharap pada seorang perempuan yang dia yakin perempuan itu sangat mencintai dan menyayanginya, ada kilasan-kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini dicari...dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai pernikahan. Berawal dari sebuah pertemuan dan terjalinlah persahabatan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama masalah masa depan ummat islam. Berjalan seiring dalam tugas yang sama membina ummat. Laki-laki itu sedang berproses menjadi da’i, ya da’i muda yang di kenal di kota itu. Dan perempuan itu seorang aktivis muslimah yang juga berkarier sana sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil. Perempuan adalah aktivis muda yang enerjik, cerdas dan tentunya cantik, tidaklah heran jika menjadi perbincangan kaum adam. Laki-laki dan perempuan itu bersahabat, erat bahkan sangat akrab, mereka sepasang sejoli yang mempunyai minat yang sama, cita-cita besar yang sama dan lahan garapan dakwah yang sama. Sehingga kedekatan itu membawa semangat laki-laki itu itu untuk terus menggali potensi dirinya sebagai penyeru agama Allah ini. Kedekatan itu berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita, curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu mengatasnamakan persahabatan. "Pertemuan kita disuatu hari, menitikan ukhuwah yang sejati, bersyukur kehadirat ilahi diatas jalinan yang suci...."(Doa Perpisahan-Brothers) Sesungguhnya di hati masing-masing telah tergores sebuah rasa. Ya .....rasa Cinta yang begitu dalam. Laki-laki itu begitu sering ke tempat kost sahabatnya ini, tentunya seizin ibu kost yang juga merupakan ibu angkat dari sahabatnya ini. Dan kembali mereka saling curhat dan berbagi cerita. Ada gelak tawa dan canda di sana. Dan perempuan itu tampak begitu "cinta" kepada sang laki-laki itu, tampak dengan jelas perempuan itu sering mengunjungi tempat kerja bahkan rumah sang laki-laki. Perempun itu sangat baik bahkan terlalu baik bagi laki-laki itu. Ia sering memberi bahkan di saat tidak di pinta sekalipun. Dan selalu siap kapan saja sang laki-laki itu membutuhkan kehadirannya. Mereka memang berdua dan selalu berdua, Bersama anak-anak didik mereka. Mereka terus berdua dan tetap dalam kata persahabatan. Mereka berdua menyimpan ‘rasa’ itu, mereka saling menyimpan rahasia hati mereka masing-masing, mereka berdua baru bisa memperlihatkan pada aktivitas memberi dan menerima. Sedangkan rasa itu tetap terpendam di lubuk yang paling dalam dihati mereka masing-masing. Mereka memahami ‘rasa’ itu tidak boleh terungkap karena takut terjebak dalam hubungan yang tidak dihalalkan syariat. Mereka memahami itu dan memegang kokoh nilai-nilai ini. Dan rasa itu memang hanya ada di hati mereka masing-masing. Hanya Allah dan mereka sendiri yang tahu kalau mereka saling mencintai. "Mengapakah Kita di temukan dan akhirnya di pisahkan, mungkinkah menguji kesetiaan, kejujuran dan kemanisan iman, Tuhan berikan daku kekuatan....." (Untukmu Teman-Brothers) Sampai suatu hari, laki-laki itu berat hati meninggalkan kota itu meninggalkan kota kelahirannya itu. Mungkin ini merupakan doa’nya yang di kabulkan Tuhan, dimana ketika di sebuah sore dengan kondisi hujan yang sangat lebat, seakan-akan langit menumpahkan seluruh airnya. Diatas sebuah sepeda dan dalam keadaan basah kuyup ia memenuhi janji bertemu dengan perempuan sahabatnya itu. Dan ketika itu ia berdoa sambil berurai air mata " Ya ALLAH jika sahabatku ini adalah jodoh hamb segerakan pernikahan hamba dengannya dan permudah urusan pernikahan itu, tetapi jika bukan jodoh hamba ya Allah, bawalah hamba pergi jauh dari kota ini". "Namun kini perpisahan yang terjadi, dugaan yang menimpa diri, bersamalah diatas suratan, kutetap pergi jua....." (Doa Perpisahan-Broters) Di halaman rumahnya. Di saksikan kedua orang tua dan adik-adiknya serta sahabatnya dia mengucap pamit untuk berlayar ke negeri seberang. Dari awal sampainya laki-laki itu di tempat tujuan, mereka masih saling berkomunikasi, sang perempuan begitu memperhatikan keadaan laki-laki itu, ia menanyakan dimana tinggal dan bagaimana keaadan diri sang sahabat, dan begitulah cinta, ada perhatian dan kasih sayang. Namun sayang semuanya masih terpendam. Terpendam di hati yang sangat dalam. Dari sms dan telpon terlihat jika perempuan itu masih berharap dan menunggu laki-laki itu kembali ke kotanya. Perempuan itu tetap curhat dan berbagi cerita tentang kondisi di kota kelahiran laki-laki itu. Ia bercerita bahwa ia belum bisa menemukan sosok partner kerja seikhlas laki-laki sahabatnya itu, dan terkadang sebuah harapan agar laki-laki sahabatnya itu cepat kembali. Dan sungguh, baik laki-laki dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain. " Kini dengarkanlah, dendangan lagu tanda ingatanku, kepadamu teman, agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu, kenangan bersamamu, tak akan kulupa walau badai melanda, walau bercerai jasad dan nyawa..." (Untukmu Teman-Brothers) Laki-laki itu menyadari kalau sebenarnya kepergiannya itu adalah sebuah doanya yang terkabul. Tetapi hatinya goyah ingin kembali dan menyatakan isi hatinya pada perempuan itu, ia ingin meminang sang bidadari. Dia ingin bidadari itu menjadi kekasihnya seumur hidup. Tapi....begitu berat juga hati agar tidak kembali, dia teringat teman-teman aktivis yang lain begitu memuji sahabat perempuannya ini, begitu banyak teman-temannya berharap dapat mempersunting sang sahabat perempuannya ini....Air matanya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya dikegelapan malam... Dia berjanji untuk melupakan semua kenangan di kota kelahirannya. Dia tidak ingin mengisi hari- harinya dengan kesia-siaan. "Lalu bagaimana dengan harapan perempuan terhadap sahabat laki-lakinya ini? Hingga suatu ketika di malam sepuluh terakhir ramadhan setahun yang lalu laki-laki itu mendapat sms yang begitu memilukan hatinya "Abang, Sungguh, adek berharap bisa menjadi bidadari yang mendampingi hidup abang, apapun adanya abang". Ohhh.....Tuhan, mengapa ini terjadi di saat aku berusaha melupakan cintaku pada perempuan sahabatnya. Kembali air mata membasahi sajadah di sholat malamnya.....mengadu kepada sang pemilik cinta untuk menuntaskan gejolak hati ini. Hingga suatu hari...... Laki-laki itu mendapat tawaran menikah dari seorang yang tidak pernah di kenal sebelumnya hanya karena dia sering menulis artikel di www.myquran.com, begitu berat ia mau menerimanya sedangkan orang yang belum di kenalnya menunggu jawabannya. Dan akhirnya melalui ustadznya proses ta’aruf, khitbah dan menikah begitu mudah, lancar dan tidak ada satupun hambatan. Dan itulah JODOH, yang tidak dapat di pungkiri kebenarannya. Allah yang memberikan keputusan ini dan berakhirlah drama hati dua sejoli itu. Sepasang sahabat yang memendam cintanya demi sebuah syariat yang sangat mereka junjung tinggi. Tuhan, Aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul gejolak dihati.... Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan bagiku untuk lebih hati-hati dalam menata hati," gumamnya pada suatu waktu. Dan begitu juga harapannya pada perempuan sahabatnya, agar bisa menerima keputusan dari ALLAH ini. Dunia laki-laki itu kini adalah dunia penuh cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi, pijar bintang dimata istrinya yang menjadi pendamping hidupnya kini...Sebuh cinta yang suci dialiri ketulusan yang dianugrahkan ALLAH kepadanya...sebuah cinta yang tidak pernah kenal surut dan batas, dan yang paling kekal adalah cintanya pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan duka... Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti. Adakalanya ia ingat pada sahabatnya. Apakah sahabatnya ini akan memakinya, tidak, laki-laki ini yakin sahabatnya tidak demikian, bukankah mereka tidak pernah saling menucap cinta, mereka tidak pernah berikrar untuk saling menyayangi sebagai kekasih, Sehingga.... saat bayangan sahabatnya itu pun hilang begitu saja...dan masih adakah setangkup harapan agar dia kembali? Laki-laki itu yakin Allahlah yang memiliki taqdir itu, walaupun terlalu banyak kebaikan sang sahabat ...akan ada seribu kata terima kasih untuknya demikian juga jika ada kata-katanya yang menyakitkan hati.... akan selalu ada beribu kata maaf untuknya...." Sahabatku, Jangan Kau Nanti lagi kehadiranku, bukan berarti aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu walaupun tidak pernah ku ungkapkan langsung padamu, biarkanlah ALLAH menjalankan skenarionya, dan kita hanya menjalankan skenario dari-Nya itu, maafkan aku yang mungkin telah membuat dirimu menaruh harap, walau tidak pernah terucap dibibirku, karena kau memang sahabat sejatiku, teman berbagi cerita, selamat berpisah, doakan aku sahabat agar tetap istiqomah di jalan-Nya, dan aku akan selalu mengenangmu" Desah Laki-laki itu "Jikapun suatu saat nanti ternyata kita tetap di pertemukan dalam cinta kasih yang suci, jangan dipikirkan semua itu, semuanya Hak Allah, biarkan Dia saja yang mengaturnya, jangan kau tutup pintu hati untuk yang lain, terima pinangan lelaki yang shalih dan jangan sekali-kali kau menolaknya karena kau akan mendapat fitnah karenanya demikian sebagaimana yang dikatakan Nabi 14 abad yang lalu. Jangan mengorbankan diri pada hal yang sia-sia sahabatku" Demikian tulinya di Diari. "Mungkinkah telah terlupa, Tuhan ada janjinya, bertemu dan perisah adalah matan kasihnya, andai ini ujian terangilah, tambah kesabaran, pergilah Jelita..Hadirlah cahaya......" (Untukmu Teman-Broters) Masih ada sejuta asa dan makna, yang akan tetap bercahaya, sahabat "Lalu... bagaimana dengan cinta kita yang dulu pernah ada? Laki-laki itu berkata " Biarkan cinta ini kukembalikan kepada pemilik-Nya. Dan tiadalah berdosa mencintai karena ini fitrah sebagai manusia, Sahabatku, di saat yang tepat nanti ALLAH telah menyiapkan pengeran cinta untukmu dan tentunya yang terbaik, biarlah airmata ini mengiringi doa perpisahan kita....Teruskan Perjuangan.....ALLAHU AKBAR!! "Teman.......betapa pilunya hati ini, menghadapi perpisahan ini, pahit manis perjuangan telah kita rasa bersama, semoga ALLAH meridhai persahabatan dan perpisahan ini....teruskan perjuangan...." (Doa Perpisahan-Broters) "Kan Kuutus salam ingatanku dalam doa kudusku sepanjang waktu, ya ALLAH, bntulah hambamu, snyuman yang tersirat dibibirmu, menjadi ingatan setiap waktu, tanda kemesraan yang bersimpul padu kenangku di dalam doamu, semoga ALLAH berkatimu....." (Doa Perpisahan-Broters) Pesan Penulis : " Sebuah Oretan Hati buat mereka yang pernah mengalami hal yang sama, semoga tulisan ini menjadi pengingat kita, terkadang persahabatan yang tidak di landasi syariat akan berbuah hubungan yang tidak di halalkan oleh syari’at, buat seorang sahabat yang pernah menjadi partner sejati dalam perjuangan dakwahku selama di Kalimantan, teruskan perjuangan, jangan mengeluh dan temukan lagi sahabat baru yang lebih hebat, semoga sebuah tulisan "Aku kan tetap Pergi, Bidadari" di komputerku telah antum temukan dan dapat mengambil manfaat dari tausyiahku di sana " Dedicated For : Sahabatku sekaligus adikku Mayang Purwoningrum di Sekolah Tinggi Pertanahan Jogjakarta (Kalau ada temen Myqers di Jogja mengenalnya sampaikan salam) Adikku Sovie Ilmiyati (Vivi) di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2003/2004 (Kak Adi kini nggak siaran Radio di Ketapang lagi, tapi kini belajar lagi di Bandung, bagi temen Myqers yang mengenalnya tolong sampaikan salam ana, karena sudah hampir 2 tahun kehilangan kontak komunikasi) Sahabatku Ninin Setyaningsih/Teteh Ninin, yang kini katanya ada di Bandung tetapi entah dimana (Seorang sahabat perjuangan di KAMMI Daerah Kalbar tahun 2000-2003, alumni Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak dan kini kabarnya telah menikah di Bandung, Pa Kabar semoga ALLAH mempertemukan kita lgi dalam bingkai Ukhuwah dan semoga Allah memberikan keberkahan keluarga yang sedang di arungi, Amin- kepada temen Myqers yang mengenalnya salamku untuknya) Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)ASSYARKHAN Conseling CentreBiro Konseling Keluarga dan Remaja IndonesiaJln. Maleer Selatan No. 51/117 Bandung 40275 Jawa Barat IndonesiaContact Us at : Mobile Phone : 081573530788Home : 022-7318191Yahoo Messenger : assyarkhanEmail : assyarkhan@yahoo.com,ahmaddinullah@myquran.com
Renungan dan Doa Akhir dan Awal Tahun Semoga bermanfaat di akhir tahun ini.. sekelumit renungan dari H. Abdullah Gymnastiar (Aa' Gym) dari Album The Fikr...------------------------------------------------------------------------Sesungguhnya hitungan nafas telah ditetapkan, hitungan detik telah diperhitungkan.Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi modal tapi tidak digunakannya,Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi nafas tapi disia siakannya, sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi waktu tapi disia siakannya,Demi Allah, sesungguhnya semakin dekat ujung kehidupan kita,Hisab semakin nyata, dan sesungguhnya Hisab Allah amatlah berat,Saudaraku, Janganlah sia siakan nafas kita, jangan sia siakan waktu kita,Sesungguhnya Hanya Allahlah tujuan kita...*********Perjalanan hidup manusia, menempuh alam duniamenghabiskan waktu, yang tiada lamaUsia bertambah makin senja, tiada terasa tak tersadarSemakin dekatlah kematian, akan menjelang tibaSadarilah, usia amanah dari IlahiSadarilah, ia pasti kan dimintaiPertanggung jawabannya pada IlahiSadarilah, jalani hidup ini penuh maknaSadarilah, pastikan ia berarti diakhirat yang abadi.*********DOA AKHIR TAHUN....Bismillaahirrahmaanirraahiim, wa shollalloohu'alaa sayyididinaa muhammaadin wa'alaa aalihi wa shohbihii wa sallama, Alloohumma maa'amiltu fii hadzihis sanati mimmaa nahaitanii'anhu falam atub minhu wa lam tardhohu wa lam tansahu wa hamiltu 'alayya ba'da qudrotika 'uquubati wa da'autanii ilattaubati minhu ba'da jiroo-atii 'alaa ma'shiyatika fa-innii astaghfiruka faghfirlii bifadhlika wa maa'amiltuhu fiiha mimma tardhoohu wa wa'adtanii 'alaihits tsawaba wa as-aluka. Alloohumma yaa kariimu yaadzal jalaali wal ikroomi antaqobbalahu minnii walaa taqtho' rojaa-i minka yaa kiriimu wa shollalloohu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii wa sallama."Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga serta sahabat beliau. Wahai Tuhanku, apa yang hamba perbuat sepanjang tahun ini berupa perbuatan perbuatan yang Paduka larang hamba melakukannya, sedangka hamba belum bertaubat dari padanya dan Paduka tidak meridhainya dan tidak melupakannya, dan Padukapun telah menyayangi hamba setelah Padukapun kuasa untuk menyiksa hamba, kemudian Paduka menyeru hamba untuk bertaubat setelah hamba bermaksiat kepada Paduka. Karena itu, hamba mohon ampunan dari Paduka, maka ampunilah hamba dengan Anugerah-Mu. Dan apa yang telah hamba kerjakan ditahun ini adalah berupa perbuatan yang Paduka ridhai dan Paduka janjikan pahala atasnya, Hamba mohon pada-Mu wahai Tuhanku, Dzat Yang Maha Mulia, yang memiliki Kebesaran dan Kemuliaan, agar Paduka terima amalan hamba dan jangan hendaknya Paduka putuskan harapan hamba dari-Mu, wahai Dzat Yang Maha Mulia. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga serta sahabat beliau."*********DO'A AWAL TAHUN....Bismillaahirohmaanirrohiim. wa shollalloohu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii wa sallama. Allohumma antal abadiyyul qodiimul awwalu wa 'alaa fadhlikal 'adliimi wujuudikal mu'awwali wahaadza'aamunjadiidun qod aqbala nas-alukal 'ishmata fiihi minasysyaithooni wa auli yaa-ihi wa junuudihi wal 'auni 'alaa haadzihil ammaaroti bissuu-i wal istighooli bimaa yuqorribunii ilaika zulfa yaa dzal jallali wal ikroom. wa shollalloohu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii wa sallama."Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga serta sahabat beliau.Wahai Tuhanku, Paduka adalah Dzat Yang Maha Kekal, dahulu dan Awal. Hanya denga anugrah dan kemurahan-Mu yang agung, telah datang tahun baru. Di tahun ini kami memohon pemeliharaan-Mu dari Syetan, kekasihnya dan balatentaranya, dan kami memohon pertolongan-Mu atas hawa nafsu yang mengajak kepada kejelekan, dan kami memohon kesibukan dengan perbuatan yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga serta sahabat beliau."Amiin ya robbal 'alamiin...Wallohua'laam bishshowab...
Doa dan air mata untuk Irak Oleh : Sholihin Assalaamu'alaikum wr. wb.Teman dan sahabat, saudaraku seakidah, AS dan sekutunya tengah berpesta. Mereka menikmati semua kebrutalannya di hadapan rakyat Irak yang lemah dan tak berdaya. Jangan biarkan Irak terkoyak. Tapi kita tak bisa berbuat banyak.Sekadar doa, air mata, dan sedikit protes yang bisa kita tunjukkan. Dan ini, sekadar ungkapan saya yang tak bisa berbuat banyak untuk mengenyahkan AS dan sekutunya dari Irak. Ini sekadar curahan hati saya. Yuk, kita doakan mereka..Salam perjuangan dan kemenangan,O. Solihin-----------------------------------------Doa dan air mata untuk Irak."Ya Allah, Ya Tuhan kami.Di hadapan-Mu kami akan mengaduDi hadapan-Mu kami akan mengeluhMenumpahkan segala gundah gulana hati kamiMencairkan gumpalan kecewa di hati kamiMeski kami tahu, betapa banyak kami berlumur dosa kepada-Mu.Tapi Ya Allah, Kami tidak rela, kami tidak sudi, kami marahJika saudara kami dihinakan oleh tangan-tangan kotor kafir imperialisYa Allah, Ya Tuhan kami.Tapi kami lemah, kami semua tak memiliki kekuatan untuk melawan merekaKami tak berdaya di hadapan jet-jet tempur kafir imperalis AS dan sekutunyaKetika ratusan ledakan dahsyat mengguncang Baghdadkami hanya mampu menelan ludahJawaban dari semua itu hanya air mata kesedihanKami tak bisa berbuat banyak Ya Allah, untuk mengusir serdadu-serdadu setan itu Kami tak kuasa melawan kekuatan angkara murka musuh-musuh kami.Ya Allah, Ya Tuhan kami,Kami hanya percaya kepada-Mu. Hanya kepada-MuItu sebabnya, di saat kami lemah dan tak berdaya seperti iniDi saat hati-hati kami yang kadang gemetar menyaksikan ratusan bom dijatuhkan di atas tanah kelahiran para ulama Di atas bumi yang pernah menjadi bagian dari kejayaan Islam di masa laluTolonglah saudara kami yang tengah dihina, Ya Allah.Kami muak, kami benci, atas kebiadaban serdadu-serdadu Amerika dan sekutunyaMereka menikmati kebrutalannya Ya AllahMereka seperti menemukan sebuah permainan yang mengasyikanLewat jet-jet tempur yang menghujani Baghdad dengan bomdengan tank yang siap melibas siapa saja di depannyadan ribuan serdadu bersenjata canggih yang dipandu satelit Sayangnya, kami cuma bisa menyaksikan dengan segala galau di hati kamiKami tetap tak bisa apa-apa untuk melawan merekaKami lemah dan tak berdayaYa Allah, Ya Tuhan kami.Itu sebabnya, sebagai wujud cinta kami kepada saudara kami di sanaTolonglah saudara kami di Irak, Ya Allah.Mereka sedang dihina, mereka sedang diinjak-injak kehormatannyamereka sedang disayat-sayat dengan pisau kedzalimanoleh musuh-musuh kami, musuh agama ini, dan musuh-MuTancapkan keberanian di hati rakyat IrakAgar mereka mampu melawan kesombongan kafir imperalis ituKristalkan ketakwaan saudara-saudara kami di IrakAgar mereka tetap memiliki kekuatan yang akan mengalahkan musuh-MuKami percaya kepada-Mu, dan hanya kepada-Mu, Ya AllahDi saat lemah seperti iniDi saat kami hanya mampu menyaksikan pembantaian itu di layar kacaKami marah, kami kecewa, kami geram, itu yang kami bisaDi saat seperti inilah, Kami panjatkan doa kepada-MuDan kami yakin, doa adalah senjata dan kekuatan kami Ya Allah.Tak ada kata damai untuk AS dan sekutunya yang tengah berpesta darah di sanaHancurkan Amerika dan sekutunya dengan tangan-tangan mereka sendiri, Ya Allah.Hancurkan mereka dari jalan yang tak mereka sangkaLuluh-lantakan kesombongan mereka dari jalan yang tak mereka dugaKirimkan bala tentara-Mu seperti Ababil menggulung pasukan AbrahahKirimkan pasukan-Mu seperti yang telah membuat bala tentara Abu Jahal terhina total di BadarKirimkan serdadu-Mu seperti yang telah membuat serdadu Soviet putus asa diAfghanistanKami memohon kepada-Mu dengan segala kerendahan hatiKarena kami mencintai Islam dan kaum muslimin.Ya Allah, Ya Tuhan kamiKami sadar, bahwa penderitaan ini bukan hanya milik rakyat IrakKami tahu, Palestina masih membara, Kashmir tetap bergolakdan di belahan dunia lain saudara-saudara kami terhina dan menderitaItu sebabnya, berilah kekuatan kepada kami semuaTancapkan keberanian di dada-dada kamiAgar kami mampu untuk berjuang menegakkan Khilafah IslamiyahNegara yang akan melindungi kamiSebagaimana Rasulullah saw. mengusir kaum Yahudi dari Khaibarsaat mereka melakukan makar jahat kepada kaum musliminKristalkan ketakwan di hati kamiAgar kami mampu untuk berjuang menegakkan Khilafah IslamiyahNegara yang akan melindungi kamiSebagaimana al-Mu'tashim mengirim ratusan ribu tentaranyaketika membela kehormatan seorang muslimah yang dilecehkan pejabat Romawi Ya Allah, Ya Tuhan kamiSatukan hati kamiSatukan gerak langkah kamiAgar orang-orang kafir gentar dengan kekuatan yang kami milikiYa Allah..Hanya doa dan air mata yang selalu menemami kegalauan hati kamiHanya ini yang bisa kami sampaikan kepada-Mu saat ini...Allahu Akbar!"------------------------------------- Rasulullah saw. bersabda: "Perumpamaan kaum mukmin dalam hal kasih sayang,cinta kasih dan pembelaannya bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggotatubuhnya merasa sakit (menderita), maka (hal itu) akan menjalar keanggota-anggota tubuh lainnya dengan rasa demam dan panas." (HR. Bukhari dan Muslim)
Bila Cinta Tak Berbalas Oleh: Iwan Yanuar “Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya kita cukup menjalin ukhuwah saja dalam perjuangan. Saya doakan semoga akhi menemukan pasangan lain yang lebih baik dari saya.” Amboi, bagaimana rasanya bila kalimat di atas dialami oleh para ikhwan? Bisa saja langit terasa runtuh, hati berkeping-keping. Sang pujaan hati yang kita harapkan menjadi teman setia dalam mengarungi perjalanan hidup menampik khitbah kita. Segala asa yang pernah coba ditambatkan akhirnya karam. Cinta suci sang ikhwan bertepuk sebelah tangan. Ya drama kehidupan menuju meghligai pelaminan memang beragam. Ada yang menjalaninya dengan smooth, amat mulus, tapi ada yang berliku penuh onak duri, bahkan ada yang pupus ditengah perjalanan karena cintanya tak bertaut dalam maghligai pernikahan. Ini bukan saja dialami oleh para ikhwan, kaum akhwat pun bias mengalaminya. Bedanya, para ikhwan mengalami secara langsung karena posisi mereka sebagai subyek/pelaku aktif dalam proses melamar. Sehingga getirnya kegagalan cinta –seandainya memang terasa getir- langsung terasa. Sedangkan kaum akhwat perasaanya lebih aman tersembunyi karena mereka umumnya berposisi pasif, menunggu pinangan. Tapi manakala sang ikhwan yang didamba memilih berlabuh dihati yang lain kekecewaan juga merebak dihati mereka. Mengambil sikap Ikhwan dan akhwat rahimakumullah, siapapun berhak kecewa manakala keinginan dan cita-citanya tidak tercapai. Perasaan kecewa adalah bagian dari gharizatul baqa' (naluri mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya, manusia adalah manusia bukan onggokan daging dan tulang belulang. Ia juga bukan robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia memiliki aneka emosi jiwa. Ia bisa bergembira tapi juga bisa kecewa. Emosi negatif, seperti perasaan kecewa akibat tertolak, bukannya tanpa hikmah. Kesedihan akan memperhalus perasaan manusia, bahkan akan meningkatkan kepekaannya pada sesama. Bila dikelola dengan baik maka akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Tidak meledak-ledak lalu lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; kecewa ataupun bergembira. Jadi mengapa tidak bersyukur manakala kita ternyata bisa kecewa? Karena berarti kita adalah mansia seutuhnya. Kegagalan meraih cinta juga bukan pertanda bencana. Tapi akan memberikan pelajaran beharga pada manusia. Seorang filsuf bernama John Charles Salak mengatakan : Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka yang berfikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak penah memikirkannya. Karenanya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru awal dari segala-galanya. Meski terdengar klise tapi ada benarnya; ambillah pelajaran dari sebuah kegagalan lalu buatlah perbaikan diri. Tentu saja itu dengan tetap mengimani qadla Allah SWT. Agar kegagalan mengkhitbah tidak menjadi petaka, maka ikhwan dan akhwat, persiapkanlah diri sebaik-baiknya, ada beberapa langkah yang bisa diambil: Percayai qadla Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakaanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. Man propose, god dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan. “Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari kemudian menjadi ‘alaqah kemudian menjadi janin, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat kata dan dikatakan padanya: ‘tulislah amalnya, rizkinya dan ajalnya.” (HR.Bukhari) Maka kokohkanlah keimanan saat momen itu terjadi pada kita. Yakinilah skenario Allah tengah berlangsung, dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik padaNya. Tanamkan dalam diri kita ‘Allah Mahatahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya'. Jangan biarkan kekecewaan menggerogoti keimanan kita kepadaNya. Apalagi dengan terus menanamkan prasangka buruk padaNya. Segerahlah sadar bahwa ini adalah ujian dari Allah . akankah kita menerima qadla-Nya atau merutuknya? Dengan demikian, fragmen yang pahit dalam kehidupan InsyaAllah akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita. Demikian sayangnya, sampai-sampai Allah tidak rela menjodohkan kita dengan si fulan yang kita sangka sebagai pelabuhan cinta kita. Bersiap untuk cinta dan bahagia “Seandainya ukhti menjadi istri saya, saya berjanji akan membahagiakan ukhti,” demikian ungkapan keinginan para ikhwan terhadap akhwat yang akan mereka lamar. Puluhan, mungkin ratusan angan-angan kita siapkan seandainya si dia menerima pinangan cinta kita. Kita begitu siap untuk berbahagia dan membahagiakan orang lain. Sama seperti banyak orang yang ingin menjadi kaya, tenar dan dipuja banyak orang. Sayang, banyak diantara kita yang belum siap untuk merasa kecewa. Dan ketika impian itu berakhir kita seperti terhempas. Tidak percaya bahwa itu bisa terjadi, ada akhwat yang ‘berani' menolak pinangan kita. Bila kurang waras, mungkin akan keluar ucapan, “berani-beraninya...” atau “apa yang kurang dari saya.....” Akhi dan ukhti, jangan biarkan angan-angan membuai kita dan membuat diri menjadi tulul amal, panjang angan-angan. Sadarilah semakin tinggi angan membuai kita, semakin sakit manakala tak tergapai dan terjatuh. Ambillah sikap simbang setiap saat; bersiap diri menjadi senang sekaligus kecewa. Sikap itu akan menjadi bufferl penyangga mental kita, apapun yang terjadi kelak. Manakala kenyataan pahit yang ada di depan mata, sang akhwat menolak khitbah kita atau sang ikhwan memilih ‘bunga' yang lain, hati ini tidak akan tercabik. Yang akan datang adalah keikhlasan dan sikap lapang dada. Demikian pula saat ia menjatuhkan pilihannya pada kita, hati ini akan bersyukur padaNya karena doa terkabul, keinginan menjadi kenyataan. ” Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya urusannya seluruhnya baik dan tidaklah hal itu dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur maka hal itu baik baginya, dan jika menderita kesusahan ia bersabar maka hal itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim) Bukan Aib Ditolak? Emang enak! Wah, mungkin demikian pikiran sebagian ikhwan. Malu, kesal dan kecewa menjadi satu. Tapi itulah bentuk ‘perjuangan' menuju pernikahan. Kita tidak akan pernah tahu apakah sang pujaan menerima atau menolak kita, kecuali setelah mengajukan pinangan padanya. Manakala ditolak tidak usah malu, bukan cuma kita yang pernah ditolak, banyak ikhwan yang ‘senasib' dan ‘sependeritaan'. Saatnya berjiwa besar ketika ditolak. Tidak perlu merasa terhina. Demikian pula saat banyak orang tahu hal itu. Bukankah apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar? Mengapa mesti malu. ‘Kita mungkin takkan Bahagia' Marah-marah karena lamaran tertolak? Mendoakan keburukan pada ikhwan yang tidak mencintai kita? Itu bukan sikap seorang muslim/muslimah yang baik. Tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk jatuh cinta maupun menolak cinta. Sebagaimana kita punya hak untuk mencintai dan melamar orang, maka ada pula hak yang diberikan agama pada orang lain untuk menolak pinangan kita. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga pun seorang suami dan istri diberikan hak oleh Allah SWT. Untuk membatalkan sebuah ikatan pernikahan. Mengapa ada hak penolakan cinta yang diberikan Allah pada kita? Bahkan dalam pernikahan ada pintu keluar ‘perceraian'? jawabannya adalah sangat mungkin manusia yang jatuh cinta atau setelah membangun rumah tangga, ternyata tak kunjung memperoleh kebahagiaan ( al hanaah ) dari pasangannya, maka tiada guna mempertahankan sebuah bahtera rumah tangga bila kebahagiaan dan ketentraman tak dapat diraih. Wallahu'alam bi ash shawab “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” ( Al-Baqarah[2]:229 ) Berpikir positiflah manakala cinta tak berbalas. Belum tentu kita memperoleh kebahagiaan bila hidup bersamanya. Apa yang kita pandang baik secara kasat mata, belum tentu berbuah kebaikan di kemudian hari. Adakalanya keinginan untuk hidup bersama orang yang kita idamkan begitu menggoda. Tapi bila ternyata cinta kita bertepuk sebelah tangan, untuk apa semua kita pikirkan lagi? Allah Maha Pangatur, ia pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang memberikan kebahagiaan seperti yang kita angankan. Bahkan mungkin lebih dari yang kita harapkan. Be positive thinking, suatu hari kelak ketika antum telah menikah dengan orang lain –bukan dengan si dia yang antum idamkan- niscaya antum takjub dengan kebahagiaan yang antum rasakan. Percayalah banyak orang yang telah merasakan hal demikian. ‘Saya tak mungkin berbahagia tanpanya' ini adalah perangkap, ia akan memenjarakan kita terus menerus dalam kekecewaan. Perasaan ini juga menghambat kita untuk mendapatkan kesempatan berbahagia dengan orang lain. Mereka yang terus menerus mengingat orang yang pernah menolaknya, dan masih terbius dengan angan-angannya sebenarnya tengah menyiksa perasaan mereka sendiri dan menutup peluang untuk bahagia. Mari berpikir jernih, untuk apa memikirkan orang lain yang sudah menjalani kehidupannya sendiri? Jangan biarkan orang lain membatalkan kebahagiaan kita. Diri kitalah yang bisa menciptakannya sendiri. Untuk itu tanamkan optimisme dan keyakinan terhadap qadla Allah SWT. Insya Allah, akan ada orang yang membahagiakan kita kelak. Cinta membutuhkan waktu “maukah ukhti menjadi istri saya? Saya tunggu jawaban ukhti dalam waktu 1 X 24 jam!” Masya Allah, cinta bukanlah martabak telor yang bisa di tunggu waktu matangnya. Ia berproses, apalagi berbicara rumah tangga, pastinya banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan. Ada unsur keluarga yang harus berperan. Selain juga ada pilihan-pilihan yang mungkin bisa diambil. Jadi harap dipahami bila kesempatan datangnya cinta itu menunggu waktu. Seorang akhwat yang akan dilamar –contoh extrim pada kasus diatas- bisa jadi tidak serta merta menjawab. Biarkanlah ia berpikir dengan jernih sampai akhirnya ia melahirkan keputusan. Jadi cara berpikir seperti di atas sebenarnya lebih cocok dimiliki anggota tim SWAT ketimbang orang yang berkhitbah Ideal bagus, Tapi realistik adalah sempurna “Suami yang saya dambakan adalah yang bertanggungjawab pada keluarga, giat berdakwah dan rajin beribadah, cerdas serta pengertian, penyayang, humoris, mapan dan juga tampan.” Itu mungkin suami dambaan Anda duhai Ukhti . tapi jangan marah bila saya katakan bahwa seandainya kriteria itu adalah harga mati yang tak tertawar, maka yang ukhti butuhkan bukanlah seorang ikhwan melainkan kitab-kitab pembinaan. Kenyataannya tidak ada satupun lelaki didunia ini yang bisa memenuhi semua keinginan kita. Ada yang mapan tapi kurang rupawan, ada yang rajin beribadah tapi kurang mapan, ada yang giat dakwah dakwah tapi selalu merasa benar sendiri, dsb. Ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki kriteria bagi calon suami/istri kita, lantas membuat kita mengubah prinsip menjadi ‘yang penting akhwat” atau “yang penting ikhwan”. Tapi realistislah, setiap menusia punya kekurangan – sekaligus kelebihan. Mereka yang menikah adalah orang-orang yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan orang-orang yang sempurna. Tapi berpikir realistis terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan Maka doa kita kepada Allah bukanlah,”berikanlah padaku pasangan yang sempurna” tetapi “ya Allah, karuniakanlah padaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku.” Kekuatan Ruhiyah Percaya diri itu harus, tapi overselfconfidence adalah kesalahan. Jangan terlalu percaya diri akhi bahwa lamaran antum diterima. Jangan juga terlalu yakin ukhti, bahwa sang pujaan akan datang ke rumah anti. Perjodohan adalah perkara gaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan dan dengan siapa kita akan berjodoh. Cinta dan berjodohan tidak mengenal status dan identifikasi fisik. Bukan karena ukhti cantik maka para ikhwan menyukai ukhti. Juga bukan karena akhi seorang hamalatud da'wah lalu setiap akhwat mendambakannya. Kita tidak bisa mengukur kebahagiaan orang lain menurut persepsi kita. Bukankah sering kita melihat seseorang yang menurut kita “luar biasa” berjodoh dengan yang ‘biasa-biasa'. Seperti seringnya kita melihat pasangan yang ganteng dan cantik, populer tapi kemudian berpisah. Inilah rahasia cinta dan perjodohan, tidak bisa terukur dengan ukuran-ukuran manusia Maka landasilah rasa percaya diri kita dengan sikap tawakal kepada Allah. Kita berserah diri kepadaNya akan keputusan yang ia berikan. Jauhilah sikap takkabur dan sombong. Karena itu semua hanya akan membuat diri kita rendah dihadapan Allah dan orang lain. Intinya saya bermaksud mengatakan ‘jangan ke-ge-er-an' dengan segala title dan atribut yang melekat pada diri kita. Beri cinta kesempata (lagi) “..........dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” ( QS. Yusuf[12]:87 ) bersedih hati karena gagal bersanding dengan dambaan hati wajar adanya. Tapi bukan alasan untuk menyurutkan langkah berumah tangga. Dunia ini luas, demikian pula dengan orang-orang yang mencintai kita. Kegagalan cinta bukan berarti kita tidak berhak bahagia atau tidak bisa meraih kebahagiaan. Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, insyaAllah ia akan datang esok atau lusa, atau kapanpun ia menghendaki, itu adalah bagian dari kekuasaanNya cinta juga berproses. Ia membutuhkan waktu. Ia bisa datang dengan cepat tak terduga atau mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Ada orang yang dengan cepat berumah tangga, tapi ada pula yang merasakan segalanya berjalan lambat, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk merasakan kebahagiaan dalam pernikahan. Beri kesempatan diri kita untuk kembali merasakan kehangatan cinta. ‘ love is knocking outside the door.' Kata musisi Tesla dalam senandung love will find a way. Tidak pernah ada kata menyerah untuk meraih kebahagiaan dalam naungan ridhoNya. Yang pokok, ikhwan atau akhwat yang kelak akan menjadi pasangan kita adalah mereka yang dirihoi agamanya. “jika melamar kepada kalian seseorang yang kalian ridho agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah ia, bila kalian tidak melakukannya maka akan ada fitnah di muka bumi dan kerusakan yang nyata” (HR. Turmudzi) “ Wanita dinikahi karena satu dari tiga hal; dinikahi karena hartanya, dinikahi karena kecantikannya, dinikahi karena agamanya. Maka pilihlah yang memiliki agama dan akhlak (mulia) niscaya selamat dirimu.” (HR.Ahmad
Hakikat Cinta oleh : KH. Abdullah Gymnastiar Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat. Hikam: "Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14) Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad) Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali. Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja. Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan. Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka. (imm) -------------------------------------------------------Rubrik ini merupakan hasil kerjasama detikcom dengan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Acara "Telaga Rasul" ditayangkan setiap hari selama Ramadhan oleh stasiun televisi RCTI pada pukul 04.00 WIB-04.30 WIB. Mesjid-mesjid penuh Mukjizat KeAgungan dan Kebesaran Illahi kembali terlihat di di ujung Banda. Tsunami menggulung Aceh, namun di setiap musibah ada suatu keajaiban dan mukjizat Alloh SWT. Salah satunya bangunan-bangunan mesjid yang masih tetap berdiri meski sekitarnya porak-poranda. "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" [QS. Al- Fushshilat]
Proposal Nikah KADO BUAT YANG MAU DAN SIAP MENIKAH..BARAKALLAHU !! (By : 4121X13) Latar Belakang Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu". Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32). Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga¡¨, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam. Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah. Dasar Pemikiran Dari Al Qur¡¦an dan Al Hadits : "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32). "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49). ¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36). Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72). Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21). Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71). Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1). Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26). ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3). Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36). Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.). Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi). Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14. Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi). Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai). "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram." "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud). Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud). Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi). Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah). Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari). Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani). Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif). Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits). Tujuan Pernikahan Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim. Mendapatkan cinta dan kasih sayang. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya). Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat). Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan) Kesiapan Pribadi Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ¡§Man Jadda Wa Jadda¡¨ (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu). Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum). Termasuk tathhir (mensucikan diri). Secara materi, Insya Allah siap. ¡§Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya¡¨ (Qs. At Thalaq (65) : 7) Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex. Tertunda lahirnya generasi penerus risalah. Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah. Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi. Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini : Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.) Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua. Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah. Memperbaiki Niat : Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan. Niat Ketika Memilih Pendamping Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani). "Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah). Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits). Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ¡§Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4). Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah.. Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim) Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah. Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33), Meraih Pernikahan Ruhani Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah. Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA (Al Izzah 18 / Th. 2) Penutup "Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87). Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ). Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin" ==================================== Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."==================================== Maraji / Referensi : Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995. Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo. Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif. Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka. Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press. Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press. Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press. Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press. Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.
Do'a dikala ragu akan dirinya...:) Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:) Ya Allah...Seandainya telah Engkau catatkandia akan mejadi teman menapaki hidupSatukanlah hatinya dengan hatikuTitipkanlah kebahagiaan diantara kami Agar kemesraan itu abadiDan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha MengasihiSeiringkanlah kami melayari hidup iniKe tepian yang sejahtera dan abadi Tetapi ya Allah...Seandainya telah Engkau takdirkan......Dia bukan milikku Bawalah ia jauh dari pandangankuLuputkanlah ia dari ingatankuAmbillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku Dan peliharalah aku dari kekecewaanSerta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...Berikanlah aku kekuatanMelontar bayangannya jauh ke dada langit Hilang bersama senja nan merahAgarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya Dan ya Allah yang tercinta...Gantikanlah yang telah hilangTumbuhkanlah kembali yang telah patahWalaupun tidak sama dengan dirinya.... Ya Allah ya Tuhanku...Pasrahkanlah aku dengan takdirMu Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkanAdalah yang terbaik buatkuKarena Engkau Maha MengetahuiSegala yang terbaik buat hambaMu ini Ya Allah...Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharakuDi dunia dan di akhirat Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini ----------------------------------------Jangan Engkau biarkan aku sendirianDi dunia ini maupun di akhirat---------------------------------------- Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaranMaka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup Ke jalan yang Engkau ridhaiDan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh Amin... Ya Rabbal 'Alamin

Sabtu, 23 Februari 2008

Menyiasati Emosi Marah Dalam Keluarga KEHIDUPAN dalam keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak itu sangat berpeluang untuk memancing rasa marah. Penyebabnya, bisa macam-macam. Mulai dari yang sepele sampai yang serius. Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak. Menurut Heman Elia, seorang psikolog, menuntut agar anak tidak marah bukan saja tidak realistis, namun juga kurang sehat. Anak yang kurang mampu memperlihatkan rasa marah dapat menderita cacat cukup serius dalam hubungan sosialnya kelak. Ia mungkin akan tampak seolah tidak memiliki daya tahan atau kekuatan untuk membela diri dalam menghadapi tekanan sosial. Akibatnya, ia mudah terpengaruh dan mudah menjadi objek manipulasi orang lain. Dengan demikian, kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi kemarahan seorang anak. Caranya yaitu dengan membantu anak untuk menyatakan kemarahan secara wajar dan proporsional. Heman Elia, menyarankan dalam mengajar anak mengungkapkan kemarahannya haruslah dimulai sedini mungkin. Terutama sejak anak mulai dapat berkata-kata. Kuncinya adalah agar anak menyatakan kemarahan dalam bentuk verbal. Yang jelas, pada saat marah menguasai seseorang, maka akan terjadi ketidakseimbangan pikiran manusia berupa hilangnya kemampuan untuk berpikir sehat. Atas alasan inilah, barangkali kenapa Sayyid Mujtaba M.L. mengungkapkan kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan kendali atas kehendak dan dirinya sendiri. Manusia tersebut tidak hanya lepas dari kendali akal, tetapi juga kehilangan perannya sebagai unsur yang produktif dalam kehidupan dan pada gilirannya berubah menjadi makhluk sosial yang berbahaya. Ada beberapa alasan mengapa seseorang dianggap penting untuk mengendalikan marah dalam kehidupan kesehariannya. Pertama, marah menyebabkan tercela. Timbulnya sikap marah, biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya berhenti. Dr. Mardin menguraikan, seseorang yang sedang marah, apa pun alasannya akan menyadari ketidakberartian hal itu segera setelah ia tenang, dan dalam kebanyakan kasus ia akan merasa harus meminta maaf kepada mereka yang telah ia hina. Untuk itu, tepatlah apa yang dikatakan Imam Ja'far Ash-Shadiq as, yaitu "Hindarilah amarah, karena hal itu akan menyebabkan kamu tercela." Kedua, marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata, "Amarah membinasakan hati dan kebijaksanaan, barangsiapa yang tidak dapat menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya." Ketiga, marah dapat mengubah fungsi organ tubuh. Berkait dengan ini, Dr. Mann menyebutkan berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul. Keempat, marah akan "mempercepat" kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal itu mencapai tingkat kehebatan tertentu. Imam Ali as pernah berkata, "Barangsiapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan mempercepat kematian." Berkait dengan pengendalian marah, secara umum seperti diungkap Drs. Karman ada empat kiatnya, yaitu: Pertama, bila Anda sedang marah maka hendaklah membaca "ta'awwudz" (memohon perlindungan) kepada Allah SWT, sebab pada hakikatnya perasaan marah yang tidak terkendali adalah dorongan setan. Nabi saw. bersabda, "Apabila salah seorang di antaramu marah maka katakanlah: 'Aku berlindung kepada Allah', maka marahnya akan menjadi reda". (HR Abi Dunya). Kedua, bila Anda sedang marah maka berusahalah untuk diam atau tidak banyak bicara, sebagaimana sabda Nabi saw., "Apabila salah seorang di antara kamu marah maka diamlah." (HR Ahmad). Ketiga, bila Anda sedang marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, bila duduk masih marah maka berbaringlah. Hal tersebut ditegaskan oleh Nabi saw., "Marah itu dari setan, maka apabila salah seorang di antaramu marah dalam keadaan berdiri duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk maka berbaringlah." (HR Asy-Syaikhany). Keempat, bila upaya ta'awwudz, diam, duduk, dan berbaring tidak mampu mengendalikan amarah Anda, maka upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan cara berwudu atau mandi. Sebagaimana sabda Nabi saw., "Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antaramu marah maka berwudulah atau mandilah." (HR Ibnu Asakir, Mauquf). Menyiasati marah Manakala seorang anak kecil merasa kecewa tanpa Anda memarahinya dengan kasar, menurut Dr. Victor Pashi, Anda dapat menekan amarah tersebut dengan memandikannya menggunakan air dingin atau menyelimutinya dengan kain lembab atau basah. Lebih dari itu, Jaudah Muhammad Awwad, dalam Mendidik Anak Secara Islam, mengungkapkan, pada anak, faktor pemicu kemarahan lebih berkisar pada pembatasan gerak, beban yang terlalu berat dan di luar kemampuan anak. Misalnya menjauhkan anak dari sesuatu yang disukainya, atau memaksa anak untuk mengikuti tradisi atau sistem yang ditetapkan. Oleh sebab itu, Jaudah menyarankan beberapa hal yang patut diperhatikan dalam mengatasi kemarahan yang timbul pada anak-anak, di antaranya adalah: Tidak membebani anak dengan tugas yang melebihi kemampuannya. Kalaupun tugas itu banyak atau pekerjaan yang di luar kemampuannya itu harus diberikan, kita harus memberikannya secara bertahap dan berupaya agar anak menerimanya dengan senang. Ciptakan ketenangan anak karena emosi yang dipancarkan anggota keluarga, terutama ayah dan ibu, akan terpancar juga dalam jiwa anak-anak. Hindarkan kekerasan dan pukulan dalam mengatasi kemarahan anak karena itu akan membentuk anak menjadi keras dan cenderung bermusuhan. Gunakan cara-cara persuasif, lembut, kasih sayang, dan pemberian hadiah. Ketika anak kita dalam keadaan marah, bimbinglah tangannya menuju tempat wudu dan ajaklah dia berwudu atau mencuci mukanya. Jika dia marah sambil berdiri, bimbinglah agar dia mau duduk. Sementara itu upaya pengendalian marah dalam hubungan suami-istri, sebenarnya lebih ditekankan pada bagaimana mengendalikan ego masing-masing. Kunci utamanya adalah berusaha dengan membangun iklim keterbukaan dan kasih sayang di antara keduanya. Begitu pula halnya dengan anggota keluarga lainnya, seperti dengan anak-anak. Cara menyiasatinya, ketika salah satu pihak (terpaksa) marah, maka hendaknya pihak lainnya harus mampu untuk mengekang keinginan membalas kemarahannya. Sikap kita lebih baik diam. Karena diam ketika suasana marah merupakan upaya yang efektif dalam mengendalikan marah agar keburukannya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya. Akhirnya, ketika seseorang tidak dapat berpikir sehat akibat marah, maka sebaiknya orang tersebut tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan disesalinya kemudian. Sebagai alat untuk menekan marah dan menghindarkan akibat-akibatnya, Imam Ali as telah memerintahkan agar kia bersabar. Wallahu'alam.*** ---------------- (Arda Dinata, AMKL - pendidik dan pendiri Majelis Inspirasi Alquran & Realitas Alam/MIQRA, Bandung).
Pacaran Nggak Ya? Apakah perwujudan cinta itu hanya berarti kasmaran saja? Hmm...menurut salah seorang peneliti, cinta itu bisa berarti banyak, dan salah satunya memang bisa diartikan kasmaran dan kasih terhadap lawan jenis. Karena perasaan senang terhadap lawan jenis itu merupakan fitrah, berarti sah-sah aja dong, namun apakah sarananya harus pacaran? Sarana yang terbaik adalah simpan rasa itu, tata dengan rapi dan ekspresikan dengan cara yang halal, yaitu menikah. Ehem... Senang sama lawan jenis, boleh gak ya? Bukankah itu fitrah! Ehm, siapa yang bilang nggak boleh? Tapi apakah sarananya harus pacaran? EMOSI CINTA Menurut para peneliti, yang dimuat Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, CINTA ADALAH SALAH SATU EMOSI YANG ADA PADA MANUSIA. Emosi cinta ini mengandung beberapa emosi lain seperti: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, hormat, kasmaran dan kasih. Nah, dari emosi-emosi turunannya itu, jelas terlihat kalo PERWUJUDAN CINTA LEBIH LUAS SIFATNYA, BUKAN SEKEDAR KASMARAN SAJA. Persahabatan, penerimaan, kebaikan hati dsb bisa kita ekspresikan tanpa harus pacaran. Tapikan, seorang laki-laki butuh perempuan, dan juga sebaliknya? Glek! (*smile*) Jawabannya, memang iya sih! Namun, apakah lantas karena butuh itu kita jadi menerobos garis batas yang telah diatur Allah untuk menjaga kita? WAJAR SAJA Yap, wajar saja kalo kita senang dengan lawan jenis. Fitrah, betul itu! Tapi FITRAH BUKAN BERARTI HARUS DITURUTI SEHINGGA TAK TERKONTROL. KITA HARUS TETAP MENJAGA FITRAH AGAR TETAP MURNI DAN TAK TERKOTORI DENGAN NAFSU SESAAT. Cinta itu sendiri terbagi menjadi dua: 1. Cinta yang Syar'i Cinta yang syar'i dasarnya adalah iman. Buka deh Q.S. 3:15, 52: 21 dan 3: 170. 2. Cinta yang Tidak Syar'i. Sedangkan cinta yang tidak syar'i dasarnya adalah syahwat. Untuk yang ini silakan dibuka Q.S. 3:14, 80: 34-37, dan 43:67. Kalau di stiker-stiker kamu sering baca: Cinta Allah, Rasul, dan jihad fi sabilillah, itu benar adanya. Urutan itulah yang utama. ALLAH MEMBENARKAN CINTA YANG SIFATNYA SYAHWATI seperti di Q.S. 3:14 (wanita/pria, anak, harta benda, dsb), SEBAB KECINTAAN YANG SIFATNYA SYAHWAT INI ADALAH TABIAT MANUSIA. Nah, KECINTAAN INILAH YANG PERLU DIKENDALIKAN. Gimana cara mengendalikannya? JAGALAH HATI Ingat kisah Fatimah ra, putri Rasulullah saw? Setelah menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah mengaku pernah menyukai seorang laki-laki. Ketika ditanya Ali, siapa laki-laki itu, Fatimah menjawab lelaki itu sebenarnya Ali sendiri (ehem!). Bisa ditarik kesimpulan, sebenarnya sudah ada bibit cinta pada diri Fatimah terhadap Ali, tapi toh beliau nggak lantas jadi kasmaran dan mengekspresikan cintanya dengan suka-suka gue. Beliau simpan rasa itu, menatanya dengan rapi dan mengekspresikan saat memang sudah halal untuk diekspresikan, yaitu saat telah menikah. Aduh, jauh banget ya? Nggak juga kok, karena itulah kendalinya. Kalau belum siap menikah? Ya, jangan main api. Lebih baik 'main air' saja biar sejuk. Gimana 'main air'-nya? Jaga pergaulan. Bukan berarti ngggak boleh gaul sama cowok, tapi JAGA PANDANGAN (bukan berarti nunduk terus). Kalau menyukai lawan jenis, CUKUP SAMPAI TAHAP SIMPATI. Jaga hati. Kalau nggak tahan, jauhi diri dari orang yang kita sukai. Banyak-banyak puasa. Banyak ikut kegiatan buat mengalihkan diri. Kurangi interaksi yang kurang jelas dengan lawan jenis. Tapi harap ingat, di setiap tempat kita pasti selalu bertemu dengan lawan jenis. Jadi SOLUSI UTAMA MEMANG MENJAGA DIRI. Banyakin teman (yang sejenis lho) dan cobalah untuk terbuka dengan teman itu. Jadi kamu nggak merasa kesepian. Cuma AKAL-AKALAN SI SETAN KOK KALO KAMU MERASA PUNYA TEMAN COWOK LEBIH ENAK DARIPADA TEMEN CEWEK ATAU SEBALIKNYA. Ngibul tuh si setan! Masih nggak kuat dan tetap ingin pacaran? Ya silakan saja. Tapi tanggung resikonya (kamu-kan sudah baligh). Harap diketahui, API NERAKA ITU PANAS, MESKI DI MUSIM HUJAN. DOSA BESAR ITU AWALNYA DARI KUMPULAN DOSA KECIL. Nah lho! ----------------------- Penulis/Sumber : Dee Editor : Abu Aufa Pengirim : Ferry Hadary Email : ferryhadary@yahoo.com